BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal
(37 minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan
fisik.Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan,
terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga
keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas
neonatus dan sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek (Nelson 1988 dan
Sacharin 1996).
Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan kebidanan, dimana
pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan
cairan-cairan dan pengobatan /serta pemeriksaan Laboratorium yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi
peran perawat sebagai advokad, fasilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan
keperawatan kepada klien.Tujuan pemberian pelayanan kesehatan pada bayi
prematur dengan asuhan kebidanan secara komprehensif adalah untuk menyelesaikan
masalah kebidanan.
Post matur adalah kehamilan yang ≥ 42 minggu (294 hari ) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (HPHT). Kehamilan post matur adalah kehamilan yang
berlangsung lebih lama dari 42 minggu, dihitung berdasarkan rumus naegle, dengan
siklus haid rata- rata 28 hari. Selain itu ada juga yang dihitung 42 minggu
dari HPHT dan ada pula dihitung 42 minggu. Partusnya disebut partus postmaturus
atau serotinus dan bayinya disebut postmaturitas atau serotinus.
2. TUJUAN
Agar dapat mngetahui mengenai :
a. Pengertian premature dan postmatur
b.Penyebab bayi premature dan postmatur
c. Tanda dan gejala persalinan
premature dan postmatur
d. Faktor resiko persalinan premature dan postmatur
e. Patofisiologi premature dan
postmatur
f. Masalah dan komplikasi yang
ditimbulkan oleh persalinan premature
g.Pengelolaan persalinan premature dan postmatur
3. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian premature dan postmatur
b. Apa penyebab bayi premature dan
postmatur
c. Apa tanda dan gejala persalinan premature dan postmatur
d. Apa faktor resiko persalinan premature dan postmatur
e. Bagaimana patofisiologi premature dan postmatur
f. Apa saja masalah dan komplikasi yang ditimbulkan oleh persalinan premature
g.Bagaimana Pengelolaan persalinan
premature dan postmatur
BAB II
PEMBAHASAN
A. PREMATUR
Pengertian
Menurut WHO, persalinan premature adalah persalinan dengan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram. Dengan demikian,
persalainan premature dapat terdiri dari :
§
Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan
berat badan janin sama untuk masa kehamilan (SMK).
§
Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dengan
berat badan kecil untuk masa kehamilan (KMK).
Nama lainnya dari golongan ini adalah
1. Small for gestational age
(SGA)
2. Intra uteri grouth retardation
(IUGRat)
3. Inta uteri grout restriction
(IUGRst)
Menurut WHO, persalinan premature murni dapat digolongkan menurut usia
kehamilan dan berat badan lahir, yaitu :
1. Sangat premature
2. Premature sedang
3. Premature borderline
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan,
terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya
berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.American Academy Pediatric mendefinisikan prematuritas adalah kelahiran
hidup bayi dengan berat < 2500 gr. Criteria ini dipakai terus menerus secara
luas, sampai tampak bahwa ada perbedaan antara usia hamil dan berat lahir yang
disebabkan adanya hambatan pertumbuhan janin.
Etiologi
1. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes
mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus
tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan
plasenta dan infark dari plasenta
2. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera
radiasi (Sacharin. 1996).
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
3. Kehamilan
a. Malformasi Uterus
b. Kehamilan ganda
c. TI. Servik Inkompeten
d. KPD
e. Pre eklamsia
f. Riwayat kelahiran premature
g. Kelainan Rh
4. Kondisi medis
1.
Kondisi yang menimbulkan partus preterm
a. Hipertensi
Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk mengakhiri
kehamilan, hal ini menimbulkan prevalensi persalinan preterm meningkat.
b. Perkembangan janin terhambat
Perkembangan janin terhambat (Intrauterine growth retardation) merupakan
kondisi dimana salah satu sebabnya ialah pemasokan oksigen dan makanan mungkin
kurang adekuat dan hal ini mendorong untuk terminasi kehamilan lebih dini.
c. Solusio plasenta
Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan preterm,
meskipun sebagian besar (65%) terjadi aterm. Pada pasien dengan riwayat solusio
plasenta maka kemungkinan terulang akan menjadi lebih besar yaitu 11%.
d. Plasenta previa
Plasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan preterm akibat
harus dilakukan tindakan pada perdarahan yang banyak. Bila telah terjadi
perdarahan banyak maka kemungkinan kondisi janin kurang baik karena hipoksia.
e. Kelainan rhesus
Sebelum ditemukan anti D imunoglobulin maka kejadian induksi menjadi
berkurang, meskipun demikian hal ini masih dapat terjadi.
f. Diabetes
Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka dapat
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Tapi saat ini dengan pemberian
insulin dan diet yang terprogram, umumnya gula darah dapat dikendalikan.
2. Kondisi yang menimbulkan
kontraksi
a. Kelainan bawaan uterus
Meskipun jarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan kejadian partus
preterm dengan kelainan uterus yang ada.
b. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau sebaliknya. Ada
beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperti : serviks inkompeten,
hidramnion, kahamilan ganda, infeksi vagina dan serviks, dan lain-lain.
c. Serviks inkompeten
Riwayat tindakan terhadap serviks dapat dihubungkan dengan terjadinya
inkompeten. Chamberlain dan Gibbings menemukan 60% dari pasien serviks
inkompeten pernah mengalami abortus spontan dan 49% mengalami pengakhiran
kehamilan pervaginam.
d. Kehamilan ganda
Sebanyak 10% pasien dengan dengan partus preterm ialah kehamilan ganda dan
secara umum kahamilan ganda mempunyai panjang usia gestasi yang lebih pendek.
5.
Sosial Ekonomi
a. Tidak melakukan perawatan
prenatal
b.
Status sosial ekonomi rendah
c.
Mal nutrisi
d.
Kehamilan remaja
6. Faktor gaya hidup
1.) Kebiasaan merokok
2.) Kenaikan berat badan selama hamil yang kurang
3.) Penyalahgunaan obat (kokain)
4.) Alcohol
Tanda Dan
Gejala Persalinan
Tanda-tanda
persalinan prematur, yaitu
1. Kram seperti ketika datang
bulan atau rasa sakit pada punggung.
2. Kram perut, dengan atau tanpa
diare.
3. Kontraksi rahim yang teratur
dengan jarak waktu sepuluh menit atau kurang dan kontraksi ini tidak harus terasa sakit.
4. Rasa tertekan pada perut bagian bawah, terasa
berat atau seperti bayi yang mendorong ke bawah.
5. keluar air atau cairan lainnya
dari vagina.
Resiko
Persalinan
a. Resiko Demografik
1.
Ras
2. Usia (<> 40 tahun)
3. Status sosio ekonomi rendah
4. Belum menikah
5. Tingkat pendidikan rendah
b.
Resiko Medis
1. Persalinan
dan kelahiran premature sebelumnya
2. Abortus trimester kedua (lebih
dari 2x abortus spontan atau elektif)
3. Anomali uterus
4. Penyakit-penyakit medis
(diabetes, hipertensi)
5. Resiko kehamilan saat ini
:Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta
(misal : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal
: pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin
c. Resiko Perilaku dan
Lingkungan
1. Nutrisi buruk
2. Merokok (lebih dari 10 rokok
sehari)
3. Penyalahgunaan alkohol dan zat
lainnya (mis. kokain)
4. Jarang / tidak mendapat
perawatan prenatal
d. Faktor Resiko Potensial
1. Stres
2. Iritabilitas uterus
3. Perestiwa yang mencetuskan
kontraksi uterus
4. Perubahan serviks sebelum
awitan persalinan
5. Ekspansi volume plasma yang
tidak adekuat
6. Defisiensi progesterone
7. Infeksi
Patofisiologi
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor
atau minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam,
perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat
pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada
trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali.Faktor resiko
mayor adalah kehamilan multiple,
hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32
minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada kehamilan 32
minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalinan
preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi
konisasi, dan iritabilitas uterus.Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai
1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada 2 atau lebioh resiko minor atau
bila ditemukan keduanya. (Kapita selekta, 2000 : 274)
Masalah Dan Komplikasi
Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman persalinan
preterm. Tidak jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan tidak benar-benar
merupakan ancaman proses persalinan. Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai
diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu:
1. Kontraksi yang berulang
sdikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit.
2. Adanya nyeri pada punggung
bawah (low back pain).
3. Perdarahan bercak.
4. Perasaan menekan daerah
serviks.
5. Pemeriksaan serviks menunjukan
telah terjadi pembukaan sedikitnya 2 cm, dan penipisan 50-80%.
6. Presentasi janin rendah,
sampai mencapai spina ischiadika.
7. Selaput ketuban pecah dapat
merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm.
8. Terjadi pada usia kehamilan
22-37 minggu
Masalah kesehatan yang sering dialami bayi lahir prematur:
1. Masalah kardiovaskular seperti
PDA atau Duktus Arteriosus Paten dimana ductus arteriosus tetap terbuka bahkan
setelah anak lahir. Anak yang lahir prematur sangat rentan terhadap masalah
seperti masalah hipertensi, diabetes dan jantung di usia dewasa mereka.
2. Penyakit paru-paru kronis dan
infeksi seperti displasia bronkopulmonalis, pneumonia dan sindrom gangguan
pernapasan.
3. Ada beberapa masalah
neurologis seperti Ensefalopati hipoksik iskemik, retinopati prematuritas, apnea,
serebral palsi, cacat perkembangan, perdarahan intraventrikular. Beberapa bayi
cenderung mengalami pendarahan otak. Pendarahan otak parah dapat berakibat
fatal. Keterbelakangan mental adalah efek yang bisa terjadi pada kelahiran
prematur.
4. Masalah hematologi yang bisa
terjadi pada kelahiran prematur adalah trombositopenia, anemia, ikterus atau
hiperbilirubinemia yang menyebabkan kernikterus.
5. Bayi
prematur menghadapi masalah pertumbuhan jangka panjang seperti tingkat
pertumbuhan di bawah rata-rata.
6. Beberapa
masalah metabolik dan pencernaan yang juga bisa terjadi pada bayi prematur
seperti hernia inguinalis, hipokalsemia, rakhitis, nekrosis enterocolitis,
hipoglikemia, dll. Pengamatan yang dilakukan
menemukan bahwa, bayi prematur menghadapi kesulitan dalam menyusu, karena
kurang energi untuk menghisap susu.
7. Anak yang lahir antara minggu
ke-22 dan 27 lebih rentan terhadap kematian bayi dan SIDS (Sudden Infant Death
Syndrome).
8. Para ahli menyatakan bahwa
anak-anak yang lahir prematur menghadapi masalah reproduksi.
9. Beberapa masalah lainnya
seperti sepsis, kebutaan total atau parsial, masalah penglihatan, infeksi
saluran kemih, masalah sosial dan emosional, keterampilan mengucap yang kurang,
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), masalah koordinasi mata tangan
dan IQ lebih rendah.
Penatalaksanaan Persalinan
Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada persalinan preterm, terutama
mencegah mordibitas dan mortalitas neonates preterm adalah:
1. Menghambat proses persalinan
preterm dengan pemberian tokolisis
2. Pematangan surfaktan paru
janin dengan kortikosteroid
3. Bila perlu dilakukan
pencegahan terhadap infeksi
Menurut FKUI. Kapita Selekta Kedokteran. 2001.”Setiap persalinan preterm harus dirujuk ke rumah sakit. Cari apakah faktor
penyulit ada. Dinilai apakah termasuk risiko tinggi atau rendah”.
1. Sebelum
dirujuk, berikan air minum 1.000 ml dalam waktu 30 menit dan nilai apakah
kontraksi berhenti atau tidak.
2. Bila
kontraksi masih berlanjut, berikan obat takolitik seperti Fenoterol 5 mg
peroral dosis tunggal sebagai pilihan pertama atau Ritodrin mg peroral dosis
tinggi sebagai pilihan kedua, atau Ibuprofen 400 mg peroral dosis tungga
sebagai pilihan ketiga.
3. Dampingi ibu
ke tempat rujukan dan beri dukungan.
4. Persalinan
tidak boleh ditunda bila ada kontraindikasi mutlak (gawat janin,
karioamnionitis, perdarahan antepartum yang banyak) dan kontraindikasi relative
(gestosis, DM, pertumbuhan janin terhambat dan pembukaan serviks 4 cm).
B. POSTMATUR
Pengertian
Post matur adalah kehamilan yang ≥ 42 minggu (294 hari ) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (HPHT). Kehamilan post matur adalah kehamilan yang
berlangsung lebih lama dari 42 minggu, dihitung berdasarkan rumus naegle,
dengan siklus haid rata- rata 28 hari. Selain itu ada juga yang dihitung 42
minggu dari HPHT dan ada pula dihitung 42 minggu. Partusnya disebut partus
postmaturus atau serotinus dan bayinya disebut postmaturitas atau serotinus.
Etiologi pasti belum diketahui. Tapi ada yang menyebabkan faktor penyebabnya
adalah faktor hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun
kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin
berkurang. Faktor lain adalah faktor herediter, karena postmaturitas sering
dijumpai pada suatu keluarga tertentu.
Etiologi
Etiologinya
masih belum pasti. Faktor yang dikemukakan adalah hormonal yaitu kadar
progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga
kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang ( Mochtar, Rustam, 1999). Diduga
adanya kadar kortisol yang rendah pada darah janin. Selain itu, kurangnya air
ketuban dan insufisiensi plasenta juga diduga berhubungan dengan kehamilan
lewat waktu. Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu,
kemudian menurun setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen dan
laktogen plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta. Akibatnya
dapat terjadi gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh
kembang janin intrauterin. Sirkulasi uteroplasenta berkurang sampai 50%.Volume
air ketuban juga berkurang karena mulai terjadi absorpsi. Keadaan-keadaan ini
merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin. Risiko kematian perinatal pada
bayi postmatur cukup tinggi : 30% prepartum, 55% intrapartum, 15% postpartum
Etiologi
postmatur yaitu tidak timbulnya His karena kurangnya air ketuban
,insufisiensi plasenta dan kerentanan akan stress(kapita selekta 2000:275).
Tanda Dan
Gejala Persalinan
Tanda-tanda
kelahiran postmatur :
1. Biasanya
lebih berat dari bayi matur
2. Tulang dan sutura kepala lebih keras
dari bayi matur
3. Rambut
lanugo hilang atau sangat kurang
4. Verniks
kaseosa di badan kurang
5. Kuku-kuku
panjang
6. Rambut
kepala agak tebal
7. Kulit agak
pucat dengan desquamasi epitel
Resiko
Persalinan
Pengaruh
postmatur terhadap ibu dan janin :
ü Terhadap
ibu:
Persalinan
postmatur dapat menyebabkan distosia karena
Ø Aksi uterus
tidak terkoordinasi
Ø Janin besar
Ø Molase
kepala kurang
Maka sering
dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, dan
perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikkan angka morbiditas dan mortalitas.
ü Terhadap
janin:
Jumlah kematian janin atau bayi pada
kehamilan 42 minggu 3kali lebih besar dari kehamilan 40 minggu, karena
postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas pada
janin bervariasi,seperti;
Berat badan janin dapat bertambah
besar, tetap, da nada yang berkurang setelah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang
biasa terjadi kematian janin dalam kandungan.
Patofisiologi
Meliputi
bayi yang sangat besar dengan akibat trauma lahir atau bayi kecil untuk masa
kehamilan yang hidrasi dan nutrisinya dirusak karena penuaan plasenta serta
disfungsi dan penurunan cairan amnion(keperawatan ibu-bayi baru
lahir.2005:283).
Masalah Dan Komplikasi
Terhadap Ibu
Persalinan
postmatur dapat menyebabkan distosis karena (a) aksi uterus tidak terkoordinir
(b). Janin besar (c) Moulding kepala kurang. Maka akan sering dijumpai : partus
lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu dan perdarahan postpartum.
Hal ini akan menaikan angka mordibitas dan mortalitas.
Terhadap janin
Jumlah kematian
janin/ bayi pada kehamilan 43 minggu tiga kali lebih besar dri kehamilan 40
minggu karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh
postmaturitas pada janin bervariasi: berat badan janin dapat bertambah besar,
tetap dan ada yang berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bisa
terjadi kematian janin dalam kandungan.
Komplikasi
Kemungkinan
komplikasi pada bayi postmatur
j
Hipoksia
j
Hipovolemia
j
Asidosis
j
Sindrom gawat napas
j
Hipoglikemia
j
Hipofungsi adrenal.
Penatalaksanaan Persalinan
Prinsip dari
tata laksana kehamilan lewat waktu ialah merencanakan pengakhiran kehamilan.
Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil pemeriksaan kesejahteraan
janin dan penilaian skor pelvik (pelvic score=PS).Ada beberapa cara untuk
pengakhiran kehamilan, antara lain:
1.
Induksi partus dengan pemasangan
balon kateter Foley.
2.
Induksi dengan oksitosin.
3.
Bedah seksio sesaria.
Dalam
mengakhiri kehamilan dengan induksi oksitosin, pasien harus memenuhi beberapa
syarat, antara lain kehamilan aterm, ada kemunduran his, ukuran panggul normal,
tidak ada disproporsi sefalopelvik, janin presentasi kepala, serviks sudah
matang (porsio teraba lunak, mulai mendatar, dan mulai membuka). Selain itu,
pengukuran pelvik juga harus dilakukan sebelumnya.
Induksi
persalinan dilakukan dengan oksitosin 5 IU dalam infus Dextrose 5%.
Sebelumdilakukan induksi, pasien dinilai terlebih dahulukesejahteraan janinnya
dengan alat KTG, serta diukur skor pelvisnya.Jikakeadaan janin baik dan skor
pelvis >5, maka induksi persalinan dapat dilakukan. Tetesan infus dimulai
dengan 8 tetes/menit, lalu dinaikkan tiap 30 menit sebanyak 4 tetes/menit
hingga timbul his yang adekuat. Selama pemberian infus,kesejahteraan janin
tetap diperhatikan karena dikhawatirkan dapat timbul gawat 13janin. Setelah timbul
his adekuat, tetesan infus dipertahankan hingga persalinan. Namun, jika infus
pertama habis dan his adekuat belum muncul, dapat diberikaninfus drip oksitosin
5 IU ulangan. Jika his adekuat yang diharapkan tidak muncul, dapat
dipertimbangkan terminasi dengan seksio sesaria.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
v Premature adalah persalinan
dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500
gram.
Tanda-tanda
persalinan prematur, yaitu
1. Kram seperti ketika datang
bulan atau rasa sakit pada punggung.
2. Kram perut, dengan atau tanpa
diare.
3. Kontraksi rahim yang teratur
dengan jarak waktu sepuluh menit atau kurang dan kontraksi
ini tidak harus terasa sakit.
4. Rasa tertekan pada perut
bagian bawah, terasa berat atau seperti bayi yang mendorong ke bawah.
5. keluar air atau cairan lainnya dari vagina.
v Pengertian Post matur adalah kehamilan yang ≥ 42 minggu (294 hari ) dihitung dari
hari pertama haid terakhir (HPHT). Tanda-tanda kelahiran postmatur
1. Biasanya lebih berat dari bayi
matur
2. Tulang dan
sutura kepala lebih keras dari bayi matur
3. Rambut
lanugo hilang atau sangat kurang
4. Verniks kaseosa di badan kurang
5. Kuku-kuku
panjang
6. Rambut
kepala agak tebal
7. Kulit agak
pucat dengan desquamasi epitel
SARAN
Kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini ,masih jauh dari kesempurnaan ,olehnya
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dalam
pembuatan makalah selanjutnya akan menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, I.B.G, dkk.2007.Pengantar
Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Soepardan, Suryani.2008. Konsep
Kebidanan. Jakarta : EGC
Stright barbara.2005.
Keperawatan Ibu- Bayi Baru Lahir.jakarta:EGC
Coin Casino - The most comprehensive online casino
BalasHapusCoin Casino, the latest 코인카지노 in the william hill regulated gaming industry. The most comprehensive online 샌즈카지노 casino review. Get bonus codes, free spins, games,